Foto dengan latar belakang galeri yang memajang berbagai produk handycraf para napi dewasa dan ABH di seluruh penjara Malaysia |
Beberapa
tas belanja yang dibawa macam produk yang dihasilkan dari tangan-tangan komisioner
KPPAD Kepri habis melawat ke Melaka dan Johor Bahru terlihat berbeda tahanan
dan narapidana dari berbagai penjara yang ada di negeri jiran itu, baik napi
laki-laki, napi wanita dan dengan warna merah menyala.
Seolah-olah baru habis
memborong di pusat belanja napi anak. Produk yang dihasilkan mulai dari
makanan, kerajinan tangan (handycraf) dan lain sebagainya.Sekelas mall mewah di
negeri jiran itu. Siapa sangka dalam beberapas tas belanja berlabel My Pride
ini merupakan hasil produk kreatif nara
pidana yang dijual di galeri produk penjara Malaysia.
Soal produk makanan, Malaysia bisa dikatakan jagonya. Bila dilihat dari pasar dan supermarket yang ada di Kepulauan Riau, sebagian besar merupkan makanan dan minuman impor dari Malaysia. Tidak salah kiranya napi perempuan yang ada dalam bilik- bilik penjara Malaysia dituntut kreatif membuat dan mengolah produk makanan. Selain dikonsumsi untuk
Lim yang pernah menjadi
kepala penjara wanita ini mengakui bahwa dalam penjara Malaysia, wanita asal
WNI juga banyak yang ditahan di penjara Malaysia karena kasus imigrasi atau
pendatang ilegal. Demikian juga wanita
asal negara lainnya seperti Philipina, Thai- land dan lainnya.
Mulai dari halaman galeri
sampai dalam galeri dipenuhi dengan berbagai macam barang kerajinan yang
terbuat dari besi, kayu, beton, keramik, kain, ker- tas, kaca dan lainnya. Di
halaman galeri didomininasi pajangan kerajinan besi seperti kursi ayunan, kursi
duduk serta perabot lainnya. Diantaranya juga ada kursi dan meja beton yang
cocok untuk taman. ‘’Kursi ayunan ini sudah dibeli pengunjung dari Inggris dan
segera dikirim ke negaranya,’’ ujar Puan Lim lagi.
Di dalam galeri lebih
banyak lagi barang kerajinan produk penjara yang dipamerkan, cuma dalam ukuran
yang lebih kecil. Produknya mulai dari perabot kayu, ukiran kayu, pakaian,
baju batik, handycraf berlogo penjara malaysia seperti
gantungan kunci, menara kembar (twin tower) yang menjadi ikon negeri jiran
tersebut. Tidak ketikan produk makanan yang banyak tersimpan di lemari es.
Puan Lim melanjutkan
bahwa dalam penjara, semua napi diharuskan produktif sesuai dengan bakat, minat
dan skillnya. Sesuai dengan minatnya, umum- nya
napi perempuan menghasilkan berbagai macamproduk makanan, pakaian dan handycraf. Sedangkan napi laki-laki
umumnya menghasilkan produk yang lebih berat seperti kerajinan yang terbuat
dari besi tempa, beton dan kayu yang
dibuat dalam berbagai bentuk.
Dengan kebijakan seperti
itu, penjara Malaysia merupakan penjara yang produktif dalam menghasil- kan
barang, baik untuk wargany sendiri maupun untuk pelancong yang datang ke sana.
Banyaknya napi tidak lagi menjadi beban berat bagi keuangan kerajaan karena
diharpakan sekian persen perekonomian Mal- laysia terdongkrak dari
tangan-tangan kreatif dari bilik penjara.
Kini semua penjara
Malaysia memiliki produk yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Setiap
negeri memiliki satu tempat galeri produk penjara, yang selain menjual produk
penjara di daerah tersebut, juga memajang dan menjual produk penjara dari
daerah lain. Produk ini dijual kepada siapa saja termasuk wisatawan. Di
masing-masing penjara juga tersedia galeri yang sasarannya adalah para pengun-
jung penjara.
Setelah memiliki produk
yang beragam dan memiliki nilai jual, pihak Pengarah Penjara Malaysia kini
mulai memikirkan pengiriman produk ke luar negeri. ‘’Selama ini kami beli putus
di sini, pembeli yang mencari perusahaan jasa pengiriman barang. Kedepan kita
akan kerjasama dengan satu perusahaan ekspedisi untuk barang-barang yang
berukuran besar dan berat,’’ timpal Moh. Senin, Kepala Pengamanan Penjara
Hendri Gurney.
No comments:
Post a Comment